Warga memborong
barang-barang di tengah kekhawatiran akan terjadi kelangkaan seiring dengan
memburuknya krisis keuangan di Yunani.
Demikian
pengamatan Freddy Naibaho, seorang warga negara Indonesia yang telah tinggal di
ibu kota Yunani, Athena, selama 14 tahun terakhir.
"Sabtu
lalu, orang khawatir. Memang supermarket sampai lama antre. Beeberapa
supermarket kosong barangnya. Tetapi sampai saat ini kekhawatiran kekosongan
barang hampir tidak ada.
"Barang
ada, tetapi daya beli orang berkurang karena uang tidak ada," tuturnya
kepada wartawan BBC Indonesia, Rohmatin Bonasir.
Kondisi
itu terjadi sebagai buntut pemerintah Yunani yang dililit utang besar dan baru
saja dinyatakan gagal membayar utangnya kepada Dana Moneter Internasional,
IMF. Utang sebesar 1,6 miliar euro atau setara dengan Rp22 triliun tersebut
jatuh tempo pada Selasa (30/06) malam waktu setempat.
Sebagai
bagian dari langkah pencegahan pelarian modal, pihak berwenang membatasi jumlah
uang yang boleh ditarik nasabah melalui anjungan tunai mandiri (ATM).
Jika
sebelumnya, nasabah boleh menarik maksimum 60 euro atau sekitar Rp884.000 per
hari, sekarang jumlah itu dikurangi lagi.
"Hari
ini (01/07) ada lagi perubahan. Karena uang pecahan 20 euro berkurang di stok,
makanya sekarang dikurangi lagi, boleh mengambil 50 euro," jelas Freddy
Naibaho.
Kondisi
itu terjadi sebagai buntut pemerintah Yunani yang dililit utang besar dan baru
saja dinyatakan gagal membayar utangnya kepada Dana Moneter Internasional,
IMF. Utang sebesar 1,6 miliar euro atau setara dengan Rp22 triliun tersebut
jatuh tempo pada Selasa (30/06) malam waktu setempat.
Sebagai
bagian dari langkah pencegahan pelarian modal, pihak berwenang membatasi jumlah
uang yang boleh ditarik nasabah melalui anjungan tunai mandiri (ATM).
Jika
sebelumnya, nasabah boleh menarik maksimum 60 euro atau sekitar Rp884.000 per
hari, sekarang jumlah itu dikurangi lagi.
"Hari
ini (01/07) ada lagi perubahan. Karena uang pecahan 20 euro berkurang di stok,
makanya sekarang dikurangi lagi, boleh mengambil 50 euro," jelas Freddy
Naibaho.
Pada umumnya,
menurut Freddy Naibaho, masyarakat tetap khawatir akan nasib Yunani karena
terjadi kebuntuan antara pemerintah dan para kreditur internasional untuk
mengatasi krisis di negara tersebut.
Perdana
Menteri Yunani Alexis Tsipras mengatakan siap menerima sebagian besar syarat
yang ditetapkan oleh pihak kreditur bagi pemberian bantuan kepada Yunani.
Syarat-syarat
yang tercantum dalam proposal kreditur rencananya akan ditentukan oleh rakyat
Yunani melalui referendum pada Minggu (05/07).
Tsipras
kembali menyerukan agar rakyat memilih "Tidak" atau menolak proposal
para pemberi pinjaman.
Bila
mayoritas rakyat memilih menolak, dikhawatirkan Yunani akan keluar dari zona
negara-negara pengguna mata uang tunggal euro.
Namun
buru-buru perdana menteri menepis kekhawatiran itu dan menyebut orang-orang
yang menghembuskan kabar seperti itu sebagai "para pembohong".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar